BEDA, BANDUNG – Ditengah konflik kepengurusan Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) yang berkepanjangan, Wakil Ketua Bidang Pengalangan pemuda dan pemilih pemula, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) Jawa Barat, Deny Zaelani menyatakan mundur dari partai Hanura.
“Berdasarkan alasan yang kuat, saya bersama beberapa pengurus DPD Jabar dan DPC Kota Bandung serta PAC di Kota Bandung, terhitung hari ini menyatakan mundur dari Partai Hanura,” demikian diungkapkan Deny Zaelani, saat berlangsungnya Rakorda Partai Hanura Jawa Barat, di Hotel Newton Jl. R.E. Martadinata No. 223, Bandung, Sabtu (28/4/2018).
Menurut Deny Zaelani, keputusannya ini merupakan buntut dari kekecewaannya terhadap sikap elit partai di DPP Partai Hanura yang tidak konsisten pada keputusan dan ketentuan yang telah dibuatnya sendiri yang mengakibatkan konflik dibawah.
Salah satu contoh, DPP Partai Hanura sudah tidak konsisten terhadap keputusan pemberhentian ketua DPC kota Bandung Endun Hamdun yang telah melalui investigasi dan kajian hukum, bahkan SK Plt juga ditandatangani Ketua Umum.
Sehingga Ade Fahruroji yang terpilih sebagai Ketua DPC Hanura Kota Bandung dalam Muscablub beberapa waktu lalu, tidak diakui oleh DPP bahkan DPP membatalkan hasil Muscablub yang secara aturan sudah sah.
Sementara orang yang jelas-jelas telah diberikan sanksi oleh partai dan diberhentikan melalui SK Plt, malah kembali diakui bahkan dipertahankan oleh DPP, ungkap Deny Zaelani.
“Ini sangat membingungkan kader dibawah dan menjadi sumber konflik baru. Untuk itulah secara tegas dan serentak, saya bersama Puluhan pengurus tingkat DPD, DPC dan PAC menyatakan mengundurkan diri dari Partai Hanura,” tegas Deny Zaelani. (BD)