Bandung. BEDAnews.com
Jawa Barat memiliki potensi besar mewujudkan Jabar Juara. Terutama dilihat dari letak geografis daerah serta keberagaman budaya dan kearifan lokal.
Demikian dikatakan Kepala dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika, pada acara Sarasehan Pendidikan Menuju Jabar Juara di Era Revolusi Industri 4.0, didampingi Koordinator 7 SEAMEO Center, Gatot Hari Priowirjanto di Aula Tikomdik, Jln. Rajiman No.6, Kota Bandung, Kamis (18/4/2019).
Dalam acara yang dihadiri 200 guru dan kepala sekolah se-Jawa Barat. Seminar ini juga disiarkan secara online melalui video conference, agar seluruh guru mempunyai pengetahuan dan kompetensi yang sama dengan yang hadir secara offline.
Dikatakannya. “Menyikapi perkembangan zaman yang sangat cepat di era digital ini, dunia pendidikan harus bisa menyesuaikan dengan berbagai kondisi. Termasuk membidik siswa untuk bisa bersaing usai kelulusan. Terlebih bagi guru sekolah menengah kejuruan (SMK), harus bisa menyiapkan siswa yang siap bekerja,” tuturnya.
Lebih jauh disebutkannya, berbagai permasalahan yang ada di Jabar cukup beragam. Seperti ketimpangan sosial, kesenjangan antara miskin dan kaya. Perbedaan yang timpang antarkota dan desa. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jabar berupaya memupus hal tersebut dengan pemerataan kesejahteraan.
“Kesenjangan antarkota dan desa diatasi dengan meningkatkan kualitas masyarakat desa untuk memperbaiki industri rumahan serta kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, terutama bagi anak-anaknya. Peran pendidikan juga penting dalam masalah ini. Seperti, membentuk pola pikir dan membangun karakter masyarakat,” tambahnya.
Saat ini, anak-anak yang tak bisa melanjutkan pendidikan menjadi perhatian Disdik. Karenanya, hal ini harus didukung oleh guru-guru berkualitas agar bisa menghasilkan para siswa yang luar biasa. “Guru harus dapat membaca situasi dan menciptakan budaya yang bisa dicontoh siswanya,” tuturnya.@rel/hermanto